ALASAN JEE LUVINA MEMUTUSKAN SELALU MENGGUNAKAN PAKAIAN WARNA PINK DI SETIAP AGENDANYA

Tulisan ini berawal dari pertanyaan Abang Hamas (anak pertama saya) kemarin saat kami sedang makan bersama keluarga besar.

 

“Umi, kenapa sih selalu pake baju warna pink?” Begitu katanya saat saya sedang asyik menikmati nasi liwet yang nikmatnya tiada dua.

 

Mungkin kamu pernah bertanya seperti itu tapi sungkan mau menanyakan langsung kepada saya karena selama ini kebanyakan orang mengira, “Wah kak Jee sesuka itu ya sama pink.”

Sebetulnya bukan tentang sesuka itu, tapi hanya ingin simple dan saya memutuskan satu warna itu selaras dengan topik yang sering saya bawakan yaitu tidak jauh-jauh soal cinta. Cinta pada diri sendiri, pasangan, anak, orangtua dan Allah tentunya. Dimana ungkapan cinta itu bisa kita ikat dan abadikan dengan menulis.

 

Kembali ke topik warna baju.

 

Sebenernya memang dari dulu saya suka warna pink, tapi ya suka biasa saja tidak sampai fanatic dimana semua perlu serba pink. Jika kamu main ke rumah saya, sepertinya tidak bertemu dengan perabot rumah yang berwarna pink apalagi cat tembok, sama sekali tidak. Rumah kami hanya dilengkapi dengan warna-warna netral seperti putih dan hitam. Saya dan suami memang kurang pandai dalam menyatukan berbagai warna lain selain warna yang netral.

 

Setelah menikah, saya pernah 2x mengajak suami untuk couple baju yang ada nuansa pinknya. Saat itu, suami yang masih ikut selera saya, mungkin karena masih pengantin baru, suami lebih memilih cari aman ya, hihihi.

 

Setelah punya anak dua laki-laki, akhirnya saya yang menyesuaikan dengan mereka bertiga yang tidak jauh-jauh dari warna hitam dan navy.

 

Alhamdulillah, rezeki dari Allah, lahir anak ketiga kami yang merupakan anak perempuan. Yey! Saya jadi punya teman untuk menggunakan pakaian dengan nuansa pink lagi. Sering saya melihat kalau anak perempuan lain itu punya baju yang lucu-lucu dengan berbagai warna.

 

Jujur, saya tidak sanggup harus melakukan mix and match, memikirkan pakai baju apa hari ini, apalagi jika ada baju di lemari dan ternyata celananya masih belum distrika sedangkan baju tersebut hanya bisa distel dengan celana itu. OH, NO!

 

Akhirnya, saya putuskan untuk membeli pakaian anak perempuan saya ini diusahakan ada nuansa pink. Jadi bisa dengan bebas mau pake baju apa dan celana yang mana. Aman juga untuk senada dengan baju saya.

 

Keinginan saya untuk beli pakaian juga menjadi lebih sulit dari biasanya karena warna pink bukanlah warna netral, tidak semua model baju ada varian warna pinknya.

 

Jadi, saat saya suka sama modelnya tapi tidak ada warna pink, maka saya dengan cepat skip dan melupakannya. Jika ada warna pink dan tidak cocok modelnya dengan saya, maka saya skip lagi. Dan untuk mendapatkan model yang cocok dengan warna pink itu jarang. Kalau pun ada, saya akan bertanya lagi, ‘Kalau tidak dibeli kenapa-kenapa atau tidak apa-apa?’

 

Kalau jawabannya kenapa-kenapa, saya langsung beli artinya memang butuh. Kalau jawabannya tidak apa-apa, saya akan menundanya atau bahkan saya delete dari keranjang kuning.

 

Memutuskan untuk selalu menggunakan pakaian berwarna pink membuat hidup saya jadi lebih santai. Mau ada acara, bertemu dengan siapa esok hari, saya tidak perlu menguras energi untuk sibuk mencari atau menyiapkan pakaian khusus. Cukup tunggu pada esok tiba dan ambil baju yang ada di lemari saja. Karena hanya ada satu warna, saya jadi tidak membutuhkan banyak waktu dalam memilih dan mempertimbangkan.

 

Baju selain warna pink ada tidak?

 

Ada. Baju lama dan yang dihadiahkan oleh orang. Tapi, hanya saya gunakan di rumah atau keperluan yang tidak perlu adanya dokumentasi. Meski begitu, saya tetap terbuka dan menghormati jika ada acara luar dimana saya perlu menyesuaikan dresscode.

 

Kini, saya tidak lagi dibebankan dengan takut menggunakan baju yang sama di perkumpulan yang sama. Biasa aja karena sulit dibedakan model bajunya, karena semua warna pink. Lagi pula, saya tidak ingin orang melihat saya dengan apa yang saya pakai karena saya juga tidak peduli dengan pilihan style orang lain.

 

Saya berpakaian atas perintah Allah untuk menutup aurat sebagai identitas Muslimah. Bukan untuk menyenangkan pandangan orang lain. Kalau pun saya mau menyenangkan orang lain, cukup dengan fokus membagikan ilmu yang dipunya.

 

Ternyata, saya tidak sendiri memutuskan untuk menggunakan satu warna baju, ada berbagai orang sukses di dunia pun melakukan hal yang sama bahkan desainer terkenal sampai yang memutuskan trend fashion dunia pun menggunakan warna dan model baju yang itu lagi, itu lagi.

 

Ini setitik cerita hidupku yang sekarang. Entah bagaimana dengan masa depan memang masih misteri. Kalau kita berbeda, ya tak apa karena kita hidup dengan keputusan dan konsekuensi masing-masing.